Senin, 14 April 2014

Tugas Individu

MATA KULIAH PAEDAGOGI
LAPORAN WAWANCARA GURU



DISUSUN OLEH:

NURUL FADILLAH SIREGAR
111301071



FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2014


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------


BAB I
PENDAHULUAN

            Guru. Jika diucapkan kata itu, pikiran orang langsung tertuju kepada seseorang yang bertugas memberikan pelajaran, mengajarkan dan mencarikan solusi pada siswa ketika siswa-siswanya tidak paham dengan pelajaran yang disampaikan atau menghadapi permasalahan yang dihadapi baik masalah belajar, pribadi, sosial dan karir. Hingga sekarang mereka yang berprofesi guru memiliki tempat terhormat di tengah-tengah masyarakat. Sampai-sampai ada ungkapan, "Guru adalah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". 

            Sosok guru selalu diidentikan dengan orang yang hidup sederhana, jauh dari kemewahan. Tugas utamanya adalah memberikan ilmu dan pelajaran bagi siswa. Jika siswanya menghadapi masalah, dialah orang yang pertama kali  gundah. Namun jika siswa-siswanya  berhasil, itulah kebahagiaanya. Guru tidak pernah menuntut pamrih pada siswanya.

            Kegiatan pembelajaran yang baik menuntut kehadiran guru yang baik pula. Berbeda guru, berbeda pula karakter dan gaya mengajarnya. Salah satu kunci kesuksesan pembelajaran tergantung pada karakter, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru.

            Mengajar pada prinsipnya adalah membimbing siswa dalam kegiatan mengajar yaitu merupakan usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran, sehingga terjadi proses belajar mengajar.

            Tujuan mengajar adalah agar pengetahuan yang disampaikan itu dapat dipahami peserta didik. Guru yang berhasil mengajar di suatu sekolah belum tentu berhasil di sekolah lain. Itulah sebabnya ada pendapat bahwa mengajar itu adalah suatu “seni” tersendiri. Selain seni mengajar, guru juga dituntut menguasai ilmu dalam mengajar, salah satunya adalah paedagogi.

            Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen disebutkan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikas akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”. Kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dijelaskan secara lebih detail dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa ada 4 kompetensi utama yang harus dimiliki oleh Guru, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.

            Dari uraian yang telah disampaikan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana pemahaman seorang guru mengenai profesinya sebagai guru, cara mengajar yang diterapkan dan pengetahuan yang dimiliki mengenai Paedagogi. Demi menjawab pertanyaan tersebut, penulis lalu melakukan wawancara dengan seorang guru SD (sekolah dasar) yang sudah memiliki pengalaman cukup lama berkecimpung dalam proses mengajar.
           
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------  

BAB II
HASIL WAWANCARA

      A.     Identitas Guru
Nama Pengajar/inisial              : E.
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Umur                                      : 53 Tahun
Pendidikan Terakhir                : S1
Lokasi Mengajar                    : SDN 066662, Jalan Parkit Raya, Perumnas Mandala
Pengalaman Mengajar             : 30 Tahun
Riwayat Mengajar                   : - SD Mutiara Kisaran            (1984-1986)
                                                  - SDN 066662 Medan          (1986-sekarang)
Pelajaran yang diajar               : Agama Islam
Status                                     : Aktif mengajar

     B.     Uraian Hasil Wawancara
                  Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 12 April 2014, di rumah E (inisial nama subjek), di daerah Denai, pada waktu sore hari. Berikut uraian hasil wawancara:

1.        Pandangan Guru tentang Pendidikan
Menurut E, pendidikan bila dibandingkan dari kondisi yang dahulu dengan kondisi yang sekarang sudah banyak bedanya. Pendidikan di masa dahulu sangat terbelakang, sedangkan sekarang sudah maju. Pemerintah pun sudah banyak mengucurkan biaya untuk pendidikan, sehingga APBN yang tadinya sedikit, sekarang menjadi 20% untuk pendidikan.

2.        Motivasi yang Mendasari untuk Terjun ke dalam Dunia Pendidikan
Motivasi E untuk terjun dalam dunia pendidikan adalah ingin mendidik anak-anak murid atau para peserta didik agar menjadi SDM (Sumber daya Manusia) yang berkualitas dan berakhlak mulia.

3.        Sudut Pandang sebagai Guru dalam Melihat Peserta Didik
Menurut E, peserta didik memiliki karakter yang bermacam-macam. Namun semua itu dapat dibina, dan diamankan dengan cara yang terbaik dan sesuai dengan UU

4.        Filosofi dalam Mengajar
E biasanya membuat program, RPP (semacam rancangan pembelajaran), sistem nilai, kisi-kisi, pengayaan, supaya tercapai tujuan pendidikan nasional. Dalam RPP itu dijelaskan mengenai tujuan belajar, hasil pembelajaran, kemudian setelah pelajaran diterangkan, anak-anak dievaluasi, lalu diberikan pengayaan bila diperlukan.

5.        Pendekatan yang Digunakan dalam Mengajar
E berpendapat bahwa guru perlu mendekati peserta didik. Misal untuk anak yang ribut, guru memberi arahan dan pandangan agar berubah mejadi lebih baik. Anak yang hobi main-main, diarahkan agar mendengarkan disaat guru menerangkan. Contoh kasusnya, pada anak yang main-main disaat guru menerangkan, guru perlu berhenti sebentar, karena pengajaran tidak efektif untuk dilanjutkan bila anak tersebut masih berulah. Anak yang menimbulkan masalah akan dipanggil ke depan, dan dinasehati atau diberi tindakan tegas seperti hukuman bila sudah kelewatan.

6.      Guru yang Baik
Guru yang baik adalah guru yang tidak mengharapkan pamrih, tidak ada niatan lain-lain, hanya ikhlas karena Allah.

7.      Cara mengelola Kelas
Dengan melakukan pengawasan, memantau anak-anak yang berpotensi menimbukan masalah atau sumber keributan dalam kelas harus ditindaklanjuti

8.      Apa yang Ibu ketahui tentang Paedagogi
Paedagogi membahas mengenai cara mengajar agar anak-anak dapat menerima pelajaran dengan baik. Paedagogi harus dilaksanakan dalam mendidik, agar proses pembelajaran berjalan baik.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB III
PEMBAHASAN

            Pembahasan akan diarahkan sesuai dengan tujuan awal yaitu mengetahui sejauh mana pemahaman seorang guru mengenal profesinya sebagai guru, cara mengajar yang diterapkan dan pengetahuan yang dimiliki mengenai Paedagogi. Adapaun pembahasan dari hasil wawancara yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

            Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Pembelajaran merupakan aktivitas membantu, sebuah seni yang bersifat rendah hati. Guru yang tidak menghasilkan pengetahuan atau ide-ide akan menjadi pasif dan tampil dengan pikiran hampa.

            E merupakan termasuk ke dalam golongan guru yang aktif memproduksi pengetahuan dan ide-ide baru, yaitu dapat dilihat dari perannya yang aktif membuat program-program baru untuk muridnya, dalam menyusun RPP, dan hal-hal lainnya dengan  tujuan memenuhi tujuan pendidikan nasional. Dalam RPP itu dijelaskan mengenai tujuan belajar, hasil pembelajaran, kemudian setelah pelajaran diterangkan, anak-anak dievaluasi, lalu diberikan pengayaan.

            Guru harus menghargai perbedaan individu dan percaya bahwa semua siswa dapat belajar, meskipun pada tingkat dan dengan cara yang berbeda. E dalam hal ini juga mengakui bahwa peserta didik yang dihadapinya memilkik karakter yang bermacam-macam, misalnya ada yang pintar, suka berbuat keributan, ada yang rajin, ada yang lambat. Ini berarti E dapar menghargai perbedaan individu pada murid-muridnya dan tidak berusaha menyamaratakan semuanya. Bagi E, untuk mengatasi masalah yang timbul dari perbedaan itu adalah dengan memberikan pembinaan pada murid-muridnya, dengan cara yang paling baik menurutnya dan sesuai dengan standar porfesionalnya sebagai guru, misalnya merujuk pada UU yang menjelaskan tetang kompetensi yang harus dimiliki sebagai guru.

            Karakter pibadi seorang guru sejati adalah kesatria, jujur, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif bagus, dan komitmen. Dri hasil wawancaara, kita tidak mungkin  dapat melihat apakah seluruh karakter guru sejati sudah dimliki oleh E. Salah satu kriteria yang dapat dilihat yaitu penyayang, ketika ditanyakan kepada E mengenai sosok guru yang baik, ia menjawab bahwa guru yang baik adalah guru yang ikhlas mengajar anak didiknya, tanpa pamrih dan niatan lain. Dalam hal disiplin, yaitu menunjukkan kontrol diri dan dapat diandalkan unutk melakukan hal yang benar dalam setiap situasi. Ketika di kelas, E dapat menunjukkan bahwa ia mampu mengontrol kelas namun tidak mngekang, ia menindaklanjuti nak-anak yang bermasalah, berkomunikasi dengannnya dengan menasehati maupun memberi arahan.

            Konsep paling tradisional dari paedagogi bermakna suatu studi tentang bagaimana menjadi guru, khususnya bagaimana cara guru mengajar atau seni dalam mengajar. Paedagogi juga merujuk pada teori pengajaran, dimana guru berusaha memahami bahan ajar, mengenali siswa, dan menentukan cara mengajarnya. Paedagogi tradisional memposisikan paedagogi hanya sebatas seni mengajar atau mnegasuh.

             Sedangkan Paedagogi modern berusaha mengembangkan hubungan dialektis yang bermanfaat antara paedagogi sebagai ilmu dan paedagogi sebagai seni. Dalam pengajaran paedagogi modern, bukan hanya guru yang difokusikan untuk mentransformasikan ilmu, namun siswa diberi peluang untuk “membantu” merevisi  dan meningkatkan kualitas pemikirna dan pemahaman. Dalam proses belajar, siswa mengembangkan kemandirian dan inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan.

            Dari hasil wawancara, E dinilai sudah memiliki pengetahuan mengenai paedagogi, namun tidak terlalu mendalam. Dar segi pengelolaan kelas, dan metode pengajarannya yaitu mempersiapkan bahan sebelum mengajar, mengenali karakteristik anak, dan menerangkan pelajaran di depan kelas, dan anak menerima pelajaran (seperti yang umum terjadi di berbagai sekolah), disini jelas bahwa E menerapkan pemahaman paedagogi tradisional.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------   

BAB 1V
KESIMPULAN

            Adapaun kesimpulan dari pembahasan di bab selanjutnya adalah sebagai berikut.
            E merupakan termasuk ke dalam golongan guru yang aktif memproduksi pengetahuan dan ide-ide baru, yaitu dapat dilihat dari perannya yang aktif membuat program-program baru untuk muridnya, dalam menyusun RPP, dan hal-hal lainnya dengan  tujuan memenuhi tujuan pendidikan nasional.

            E mengakui bahwa peserta didik yang dihadapinya memiliki karakter yang bermacam-macam, namun E dapar menghargai perbedaan individu pada murid-muridnya dan tidak berusaha menyamaratakan semuanya. Bagi E, untuk mengatasi masalah yang timbul dari perbedaan itu adalah dengan memberikan pembinaan pada murid-muridnya, dengan cara yang paling baik menurutnya dan sesuai dengan standar porfesionalnya sebagai guru, misalnya merujuk pada UU yang menjelaskan tetang kompetensi yang harus dimiliki sebagai guru.

            E memiliki kriteria penyayang, ketika yaitu menganggap bahwa guru yang baik adalah guru yang ikhlas mengajar anak didiknya, tanpa pamrih dan niatan lain. Dalam hal disiplin, yaitu menunjukkan kontrol diri dan dapat diandalkan unutk melakukan hal yang benar dalam setiap situasi. Ketika di kelas, E dapat menunjukkan bahwa ia mampu mengontrol kelas namun tidak mngekang, ia menindaklanjuti nak-anak yang bermasalah, berkomunikasi dengannnya dengan menasehati maupun memberi arahan.

            E dinilai sudah memiliki pengetahuan mengenai paedagogi, namun tidak terlalu mendalam. Dar segi pengelolaan kelas, dan metode pengajarannya yaitu mempersiapkan bahan sebelum mengajar, mengenali karakteristik anak, dan menerangkan pelajaran di depan kelas, dan anak menerima pelajaran (seperti yang umum terjadi di berbagai sekolah), disini jelas bahwa E menerapkan pemahaman paedagogi tradisional.

 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB V
SARAN

            Berikut saran yang bisa penulis berikan bagi  setiap guru yang memiliki tujuan mulia mendidik anak didiknya, terkhusus kepada E, yaitu:
            Konsep mengenai pengetahuan dan penerapan paedagogi modern perlu disosialisasikan dan kompetensi perlu dimiliki oleh guru-guru masa kini. Anak perlu dilibatkan lebih aktif dalam proses belajar mengajar, bahkan anak juga perlu dituntut madiri dan berinsiatif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.
            Setiap guru hendaklah juga aktif memproduksi pengetahuan dan ide-ide baru dan  memenuhi karakter-karakter pibadi seorang guru sejati yaitu kesatria, jujur, disiplin, penyayang, integritas, antusias, motif bagus, dan komitmen. Guru tidak boleh pasif dan mnegajar satu arah, namun perlu lebih banyak melitbatkan peran dan partisipasi anak.
             
 ---------------------------------------------------------------------------------------------

DAFTAR PUSTAKA

Danim, S. 2013. Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung : Alfabeta

http://www.jtanzilco.com/main/index.php/85-kap-news/91-kompetensi-pedagogik-untuk-guru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar